Minggu, 25 Juli 2010
Sedikit Share
nah sekarang gw lagi ada waktu buat nulis, mungkin gw akan sedikit berbagi cerita ke lo smua.
gw akan cerita sedikit tentang rasanya jadi orang yang ngalamin kasih yang tak sampai (ahay bahasanya, tapi ini serius).
cerita ini based on true story. dan gw sendiri jadi pelaku utama di cerita ini. ga mudah buat gw terus ngejalanin hubungan yang gw sendiri ga tau dianggep apa sih sebenernya. mungkin emang gw yang bego karena salah mengartikan arti sebuah persahabatan yang udah kita bangun dan kita jalin kembali setelah sekian lama hilang.
gw adalah orang yang ga gampang sayang sama orang lain dan juga, gw cukup sensitif kalo udah menyinggung perasaan. gw cukup seneng karena Tuhan udah denger doa gw. Tuhan kasih dia kembali lagi ke gw setelah melewati beberapa bulan penuh masalah. dia kembali gitu aja, dan gw nerima gitu aja. jujur, rasa sayang gw selama ini belum sepenuhnya ilang dan ditambah dengan kembalinya dia, rasa sayang itu pun muncul lagi. gw gatau siapa yang harus disalahkan dalam hal ini. gw selalu nganggep kalo Tuhan ga adil buat gw. tapi gw yakin, Tuhan bukannya ga adil hanya belom adil. setiap saat gw chat ama dia, setiap saat gw ada di deketnya, perasaan gw campur aduk. seneng pasti adalah, karena gw bisa ada di samping orang yang gw sayang. tapi jujur, batin gw kesiksa. gw harus mendem perasaan gw terus. gw pertaruhin hati gw terus. dari melek mata sampe mau nutup mata lagi, selalu ada dia dipikiran gw. mungkin karena kita berdua aktif chat terus dari pagi ampe pagi lagi. di satu sisi gw seneng bgt bisa kaya gini. bisa nemenin dia, bisa hibur dia. tapi di lain sisi gw sedih. gw selalu bertanya-tanya mau sampe kapan gw kaya gini, mau sampe kapan gw kuat pertaruhin hati kaya gini. gw sendiri bingung, kenapa gw bisa sampe sesedih ini, sampe sejatoh ini, padahal gw sama dia gapernah menjalani hubungan yang "lebih" dari sekedar temen. tapi kalo ditanya, apa sih yang salah dari orang yang terlalu dalam sayang sama orang lain? gw gapernah nemuin jawaban pasti buat pertanyaan itu. gw sayang sama dia, tapi gw tau yang gw butuhin pada akhirnya hanya merelakan. dan gw selalu berpegang pada itu. gw gapernah berharap sesuatu yang lebih dari dia. harapan satu-satunya gw adalah gw bisa selalu buat dia senyum ketika dia ada di deket gw, ga lebih. karena gw gapernah mau ngeliat dia sedih sedikit pun. dia ada di doa gw tiap malem, gw selalu berdoa yang terbaik buat dia dan buat gw. gw juga selalu berdoa biar Tuhan bisa ngapus rasa sayang gw, gw tau itu dosa karena yang pernah gw denger, rasa sayang itu adalah anugrah dari Tuhan dan hal itu gabisa datang setiap kali. sampe pada suatu hari gw gatahan. gw liat tweetnya, gw liat display name bbmnya, gw tau dia lagi sedih. dan lebih parahnya lagi dia sedih karena gw. dia sedih karena gw tiba-tiba ngediemin dia tanpa alasan yang jelas. gw sengaja ngelakuin ini karena gw emang mau bikin dia kesel ama gw. tapi yang ada dia malah jadi kepikiran dan sedih. gw merasa kalo gw jadi orang terjahat waktu itu. dan yang bikin gw sedih adalah kenapa dia harus sedih karena gw? dia udah punya seorang yang seharusnya lebih pantes buat dia sedihin. gw gatahan dengan smua itu. dan gw putuskan, gw jujur. gw bilang ke dia semuanya. gw akuin kalo gw gabisa gini terus karena gw masih sayang ama dia. dan apa tanggepannya? dia bilang, "yaudah gausah sedih, aku gabisa ngasih apa2". gw senyum bacanya. dan gw balas, "aku gapernah berharap yang lebih kok, tenang aja". tiba-tiba dia bales lagi,"kok kamu baik bgt sih?" dari situ gw nangis. gw bertanya tanya, apa sih yang salah dari gw? kenapa sih yang gw lakuin di bilang baik? bukankah yang gw lakuin itu adalah hal yang wajar gw lakuin ke orang yang gw sayang? gw tau menjadi seorang gw itu berat, tapi gw yakin gw bisa ngelewatin ini smua. gw bersyukur pernah punya pengalaman kaya gini yang menurut gw sangat berharga. sekarang setiap gw sedih karena kepikiran, gw akan langsung ngomong dalam hati, "kenapa gw harus sedih? semua jadi seperti ini karena keputusan gw sendiri. gw yang buat semua jadi kaya gini".
sekarang buat lo smua yang mungkin pernah mengalami hal yang sama, atau sedang mengalami hal yang sama, atau diperlakukan seperti ini dengan orang yang sama(loh?) tetap semangat, gw tau itu berat tapi gw yakin lo juga pasti bisa. gw emang belom sepenuhnya bisa buat ngelupain tapi gw terus usaha. if there's a will and there's a way. winners make things happen and losers let things happen. hidup lo ditangan lo, yakin aja kalo pilihan yang lo ambil adalah jalan terbaik buat lo.
Jumat, 31 Juli 2009
Proyeksi Peta oleh Satyo Utomo XIIS1 / 25
Gambar 4.1 Proyeksi peta dari permukaan bumi ke bidang datar
Gambar 4.2 Koordinat Geografis dan Koordinat Proyeksi
Proyeksi peta diperlukan dalam pemetaan permukaan bumi yang mencakup daerah yang cukup luas (lebih besar dari 30 km x 30 km) dimana permukaan bumi tidak dapat diasumsikan sebagai bidang datar. Dengan sistem proyeksi peta, distorsi yang terjadi pada pemetaan dapat direduksi sehingga peta yang dihasilkan dapat memenuhi minimal satu syarat geometrik peta ‘ideal’.
4.2 Klasifikasi dan Pemilihan Proyeksi Peta
Proyeksi peta dapat diklasifikan menurut bidang proyeksi yang digunakan, posisi sumbu simetri bidang proyeksi, kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, dan ketentuan geometrik yang dipenuhi.
4.2.1 Menurut bidang proyeksi yang digunakan
Bidang proyeksi adalah bidang yang digunakan untuk memproyeksikan gambaran permukaan bumi. Bidang proyeksi merupakan bidang yang dapat didatarkan. Menurut bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah:
�� Proyeksi Azimuthal
Bidang proyeksi yang digunakan adalah bidang datar. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.
�� Proyeksi Kerucut (Conic) Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi.
�� Proyeksi Silinder (Cylindrical)
Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari silinder yang melalui pusat bumi.
Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi yang digunakan Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah:
�� Proyeksi Normal (Polar)
Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bumi
�� Proyeksi Miring (Oblique)
Sumbu simetri bidang proyeksi membentuk sudut terhadap sumbu bumi
�� Proyeksi Transversal (Equatorial)
Sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus terhadap sumbu bumi
Tabel 4.1 Jenis proyeksi peta menurut bidang proyeksi dan posisi sumbu simetrinya
Menurut kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi Ditinjau dari kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, proyeksi peta dibedakan menjadi :
�� Proyeksi Tangent (Menyinggung)
Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan permukaan bumi
�� Proyeksi Secant (Memotong)
Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan bumi
Gambar 4.4 Kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi
Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi : Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi, proyeksi peta dibedakan menjadi :
�� Proyeksi Ekuidistan
Jarak antara titik yang terletak di atas peta sama dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
�� Proyeksi Konform Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta sama dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan memperhatikan faktor skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi.
�� Proyeksi Ekuivalen
Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
Pemilihan proyeksi peta Dalam pemilihan proyeksi peta yang akan digunakan, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu
�� Tujuan penggunaan dan ketelitian peta yang diinginkan
�� Lokasi geografis dan luas wilayah yang akan dipetakan
�� Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan atau syarat geometrik yang akan dipenuhi
Dalam melakukan pemilihan proyeksi peta sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
�� Pemetaan topografi suatu wilayah memanjang dengan arah barat-timur, umumnya menggunakan proyeksi kerucut, normal, konform, dan menyinggung di titik tengah wilayah yang dipetakan. Proyeksi seperti ini dikenal sebagai proyeksi LAMBERT.
�� Pemetaan dengan wilayah yang wilayah memanjang dengan arah utara-selatan, umumnya menggunakan proyeksi silinder, transversal, konform, dan menyinggung meridian yang berada tepat di tengah wilayah pemetaan tersebut. Proyeksi ini dikenal dengan proyeksi Tranverse Mercator (TM) atau Universal Tranverse Mercator (UTM).
�� Pemetaan wilayah di sekitar kutub, umumnya menggunakan proyeksi azimuthal, normal, konform. Proyeksi ini dikenal sebagai proyeksi stereografis.
Proyeksi Peta yang umum dipakai di Indonesia
Proyeksi Polyeder
Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini, setiap bagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yang masing-masing berjarak 20′. Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel rata-rata yang disebut sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang disebut meridian standar. Titik potong antara garis paralel standar dan garis meridian standar disebut sebagi ‘titik nol’ (ϕ0, λ0) bagian derajat tersebut. Setiap bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor dengan dua digit angka. Digit pertama yang menggunakan angka romawi menunjukan letak garis paralel standar (ϕ0) sedangkan digit kedua yang menggunakan angka arab menunjukan garis meridian standarnya (λ0).
Untuk wilayah Indonesia penomoran bagian derajatnya adalah :
�� Paralel standar : dimulai dari I (ϕ0=6°50′ LU) sampai LI (ϕ0=10°50′ LU)
�� Meridian standar : dimulai dari 1 (λ0=11°50′ BT) sampai 96 (λ0=19°50′ BT)
Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta (λjakarta=106°48′ 27′′,79 BT)
Proyeksi Tranverse Mercator
Proyeksi Tranverse Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri silinder, tranversal, conform dan menyinggung. Pada proyeksi ini secara geografis silindernya menyinggung bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral. Pada meridian sentral, faktor skala (k) adalah 1 (tidak terjadi distorsi). Perbesaran sepanjang meridian akan semakin meningkat pada meridian yang semakin jauh dari meridian sentral kearah timur maupun kearah barat. Perbesaran sepanjang paralel semakin akan meningkat pada lingkaran paralel yang semakin mendekati equator. Dengan adanya distorsi yang semakin membesar, maka perlu diusahakan untuk memperkecil distorsi dengan membagi daerah dalam zone-zone yang sempit (daerah pada muka bumi yang dibatasi oleh dua meridian).
Lebar zone proyeksi TM biasanya sebesar 3º. Setiap zone mempunyai meridian sentral sendiri. Jadi seluruh permukaan bumi tidak dipetakan dalam satu silinder.
Gambar 4.6 Proyeksi Mercator
Proyeksi Universal Tranverse Mercator (UTM)
Proyeksi UTM adalah proyeksi yang memiliki mercator yang memiliki sifat-sifat khusus. Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh proyeksi UTM adalah :
a. Proyeksi : Transvere Mercator dengan lebar zone 6°.
b. Sumbu pertama (ordinat / Y) : Meridian sentral dari tiap zone
c. Sumbu kedua (absis / X) : Ekuator
d. Satuan : Meter
e. Absis Semu (T) : 500.000 meter pada Meridian sentral
f. Ordinat Semu (U) : 0 meter di Ekuator untuk belahan bumi
bagian Utara dan 10.000.000 meter di
Ekuator untuk belahan bumi bagian
Selatan
g. Faktor skala : 0,9996 (pada Meridian sentral)
h. Penomoran zone : Dimulai dengan zone 1 dari 180° BB s/d 174° BB,Tzone 2 dari 174° BB s/d 168° BB, dan seterusnya sampai zone 60 yaitu dari 174° B s/d 180° BT.
i. Batas Lintang : 84° LU dan 80° LS dengan lebar lintang untuk masing-masing zone adalah 8°, kecuali untuk bagian lintang X yaitu 12°.
j. Penomoran bagian derajat lintang : Dimulai dari notasi C , D, E, F sampai X (notasi huruf I dan O tidak digunakan).
Gambar 4.7 Pembagian Zone Proyeksi UTM
Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90° BT sampai meridian 144° BT dengan batas lintang 11° LS sampai 6° LU. Dengan demikian, wilayah Indonesia terdapat pada zone 46 sampai dengan zone 54.
Proyeksi Tranverse Mercator 3° (TM-3°)
Proyeksi TM-3° adalah proyeksi yang memiliki mercator yang memiliki sifat-sifat khusus. Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh proyeksi TM-3° adalah :
a. Proyeksi : Transverse Mercator dengan lebar zone 3°
b. Sumbu pertama (ordinat / Y) : Meridian sentral dari tiap zone
c. Sumbu kedua (absis / X) : Ekuator
d. Satuan : Meter
e. Absis Semu (T) : 200.000 meter + X
f. Ordinat Semu (U) : 1.500.000 meter + Y
g. Faktor skala : 0,9999 (pada Meridian sentral)
h. Penomoran zone : Dimulai dengan zone 46.2 dari 93° BT s/d 96° BT, zone 47.1 dari 96° BT s/d 99° BT, zone 47.2 dari 99° BT s/d 102° BT, zone 48.1 dari 102° BT s/d 105° BT dan seterusnya sampai zone 54.1 dari 138° BT s/d 141° BT
i. Batas Lintang : 6° LU dan 11° LS
Proyeksi TM-3° digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional. Proyeksi ini beracuan pada Ellipsoid World Geodetic System 1984 ( WGS ‘84) yang kemudia disebut sebagai Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN ‘95)
Tabel 4.2 Daftar Zone Proyeksi UTM dan TM-3° untuk Wilayah Indonesia
Kamis, 07 Mei 2009
Padang Lamun dan Rumput Laut Oleh : Satyo Utomo XIS1 / 27
Jika anda ingin mengetahui satu di antara tempat terunik, hijau dan indah di dasar perairan atau jika anda ingin tempat makan mamalia laut langka seperti duyung dan manate, silahkan bersnorkel ria di sekitar padang lamun (seagrass). Duyung atau dikenal dengan nama dugong (Dugong dugong, muller 1776) dan manate (Trichechus manatus) adalah mamalia laut yang hanya mengkonsumsi daun lamun sebagai makanan utama mereka. Namun tidak semua lamun merupakan makanan favorite duyung dan manate. Hanya beberapa jenis lamun yang ukurannya pendek dan kecil seperti Halodule sp. Halophile sp. dan Syringodium sp. yang merupakan makanan favorite duyung. De Iongh et al. (1995) melaporkan jenis lamun Halodule uninervis merupakan makanan utama bagi dugong di perairan timur Ambon. Penelitian lain di perairan Sulawesi Selatan lebih memfokuskan bahwa duyung tidak hanya memakan daun lamun tapi juga rizom dan akar lamun yang merupakan sumber nutrisi utama bagi duyung (Erftemeijer et al., 1993). Dewasa ini teramat sangat sulit melihat duyung sedang makan di tempat alaminya di sekitar padang lamun. Ini karena populasi duyung terutama di Indonesia sudah sangat kecil sekali, kita hanya sesekali pernah mendengar nelayan melihat duyung berenang di sekitar perairan Sulawesi, Irian dan Maluku.
Hal menarik yang dapat kita lihat bahwa padang lamun atau yang di kenal dengan seagrass bukan hanya sebagai tempat mencari makan bagi duyung dan manate tapi juga tempat hidup yang sangat cocok bagi beberapa organisma kecil seperti udang dan ikan. Bahkan penyu hijau (Chelonia mydas) pun sering mengunjungi padang lamun untuk mencari makan. Lantas mengapa padang lamun bisa menjadi tempat yang cocok bagi umumnya hewan kecil ?. Kondisi lamun yang menyerupai padang rumput di daratan ini mempunyai beberapa fungsi ekologis yang sangat potensial berupa perlindungan bagi ivertebrata dan ikan kecil. Daun-daun lamun yang padat dan saling berdekatan dapat meredam gerak arus, gelombang dan arus materi organik yang memungkinkan padang lamun merupakan kawasan lebih tenang dengan produktifitas tertinggi di lingkungan pantai di samping terumbu karang. Melambatnya pola arus dalam padang lamun memberi kondisi alami yang sangat di senangi oleh ikan-ikan kecil dan invertebrata kecil seperti beberapa jenis udang, kuda laut, bivalve, gastropoda dan echinodermata. Hal terpenting lainnya adalah daun-daun lamun berasosiasi dengan alga kecil yang dikenal dengan epiphyte yang merupakan sumber makanan terpenting bagi hewan-hewan kecil tadi. Epiphyte ini dapat tumbuh sangat subur dengan melekat pada permukaan daun lamun dan sangat di senangi oleh udang-udang kecil dan beberapa jenis ikan-ikan kecil. Disamping itu padang lamun juga dapat melindungi hewan-hewan kecil tadi dari serangan predator. Sangat khas memang pola kehidupan hewan-hewan kecil ini di padang lamun yang tidak jarang memberikan konstribusi besar bagi kelangsungan ikan dan udang ekonomis penting. Ini adalah sebagian kecil dari peran penting padang lamun yang menyebar di sekitar perairan pantai Indonesia.
Padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan perairan pantai Indonesia. Anda akan sangat mudah mengenali tumbuhan ini. Padang lamun biasanya sangat mirip dan bahkan menyerupai padang rumput di daratan dan hidup pada kedalaman yang relative dangkal (1-10 meter) kecuali beberapa jenis seperti Halodule sp., Syringodium sp. dan Thalassodendrum sp., yang juga di temukan pada kedalaman sampai dengan 20 meter dengan penetrasi cahaya yang relative rendah. Malah pernah dilaporkan jenis Halophila yang di temukan pada kedalaman 90 meter oleh Taylor (1928) yang ditulis dalam Den Hartog (1970). Namun umumnya sebagian besar padang lamun menyebar pada kedalaman 1 - 10 meter. Di beberapa perairan dangkal, kita dapat menyaksikan padang lamun dengan kepadatan yang cukup tinggi yang memberikan kesan hijau pada dasar perairan.
Untuk tipe perairan tropis seperti Indonesia, padang lamun lebih dominant tumbuh dengan koloni beberapa jenis (mix species) pada suatu kawasan tertentu yang berbeda dengan kawasan temperate atau daerah dingin yang kebanyakan di dominasi oleh satu jenis lamun (single species). Penyebaran lamun memang sangat bervariasi tergantung pada topografi pantai dan pola pasang surut. Anda bisa saja menjumpai lamun yang terekspose oleh sinar matahari saat surut di beberapa pantai atau melihat bentangan hijau yang didalamnya banyak ikan-ikan kecil saat pasang. Jenisnya pun beraneka ragam, yang di pantai Indonesia sendiri, kita bisa menjumpai 12 jenis lamun dari sekitar 63 jenis lamun di dunia dengan dominasi beberape jenis diantaranya Enhalus acoroides, Cymodocea spp, Halodule spp., Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thallasia hemprichii and Thalassodendron ciliatum. Dan saya percaya kawasan perairan Indonesia yang sangat luas mempunyai jenis lamun yang lebih dari perkiraan beberapa lembaga penelitian. Sampai kini konsentrasi penelitian terhadap jenis-jenis lamun dan ekosistem lamun belum sepenuhnya terlaksana. Kurangnya minat beberapa peneliti untuk lebih fokus kearah padang lamun dan minimnya dana penelitian yang di alokasikan ke sektor ini serta minimnya publikasi mengenai padang lamun merupakan penghambat utama bagi pengetahuan dan pemahaman tentang padang lamun kepada masyarakat sementara masyarakat sebagian besar belum sepenuhnya tahu dan mengerti tentang habitat yang satu ini. Padahal kalau mau jujur masysrakat pantai khususnya banyak sekali tergantung pada habitat ini, yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi terhadap kebutuhan sehari-hari mereka. Kita mungkin tidak menyadari kalau menurunnya produksi beberapa jenis ikan-ikan dan udang-udang pantai ekonomis Indonesia lebih banyak karenakan semakin menipisnya padang lamun yang merupakan habitat alami dari ikan-ikan pantai seperti ikan berinang (Siganus spp.) atau beberapa udang putih (Penaeus spp.) lainnya.
Terlalu jauh kalau kita mengharapkan bisa sering melihat dugong bermain kembali di sekitar pantai Indonesia, yang padang lamunnya seudah semakin memprihatinkan, oleh pola reklamasi pantai yang sangat marak dan degradasi pantai yang sudah sangat ramai. Namun mungkin kita masih bisa melihat beberapa jenis ikan-ikan kecil bermain dengan cantiknya dibeberapa pantai yang masih terjaga padang lamunnya (© Ma’ruf Kasim).
Sumber: http://maruf.wordpress.com/category/kenali-padang-lamun-untuk-di-lindungi/TERUMBU KARANG
Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang merupakan kumpulan fauna laut yang berkumpul menjadi satu membentuk terumbu. Struktur tubuh karang banyak terdiri atas kalsium dan karbon. Hewan ini hidup dengan memakan berbagai mikro organisme yang hidup melayang di kolom perairan laut.
Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).
Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang Dunia (Cesar 1997) dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Menurut Cesar (1997) estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.
Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan, batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya. Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.
RUMPUT LAUT
Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Dalam bahasa Inggris, rumput laut diartikan sebagai seaweed. Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas substrat pasir dan karang mati. Beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, rumput laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan Gracelaria sp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya rumput laut ini diantaranya berada di wilayah pesisir Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi Kepulauan Riau, Pulau Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Sumber : www.wikipedia.com